Selasa, 28 Juli 2015

Senja yang Berbeda (Part 1)

Kebahagiaanku kali ini terasa lengkap, wanita yang selalu aku sebut namanya dalam do'a kini telah kembali setelah cukup lama pergi. Dia kini ada di depanku sekarang, dengan pakaian yang sederhana, wajah tanpa balutan make up, itulah yang aku sukai dari dia. Meskipun sekarang senyumnya hanya sesekali setiap aku ajak bergurau, tidak seperti dahulu.

"Mau pesan apa?" tanyaku
"Aku tidak lapar."
"Bukannya kamu bilang kamu belum makan."
Tersenyum sambil terus memainkan gadgetnya.
"Mau eskrim?"
Kalau aku mau aku pasti bilang sama kamu, kenapa tanya terus sih."
"Maaf, kan cuma nawarin."
Dia pun terus memainkan gadgetnya, aku hanya menatap dia sesekali meminum kopi yang kupesan.
"Aku mau pulang."
"Loh kenapa pulang? Kita disini belum 1jam." Ujarku
"Aku bosen disini, lagian aku juga udah ada janji sm temenku."
"Temenmu yang mana?"
"Temen kelas ish."
"Yaudah kalo gitu."

Sedih, pengen marah, kesel semua jd satu. Aku ngerasa dia bukan dia yang seperti aku kenal dlu. Sekarang dia dingin, pemarah, acuh.
Aku gatau apa yang membuat dia jadi seperti ini, apa mungkin dia menerima aku (lagi) hanya karna belas kasihan atau mungkin hanya sebuah pelarian.


3 komentar:

  1. namanya juga manusia dek...

    BalasHapus
  2. rasa yg tumbuh kembali, tak pernah sama..
    https://aksarasenandika.wordpress.com/2015/07/12/buat-bapak-semua-hanya-masalah-waktu/

    BalasHapus